Pandora's Box

Setelah sekian lama, akhirnya ada waktu buat ngelanjutin blog ini juga... Tulisan ini aku buat di rumahku tercinta, setelah aku pulang dari Malang.

Di pertengahan tahun kayak gini, sebagian besar anak sekolahan pasti lagi pada libur panjang, termasuk anak-anak di sekolahku. Siswa-siswi disekolahku yang sebagian adalah orang-orang yang berasal dari luar Malang, pasti saat ini sebagian besar sedang menikmati waktu liburan mereka di rumah mereka tercinta, termasuk aku.

Serah terima kelulusan untuk angkatanku sebenarnya sudah dilakukan tanggal 9 Juni 2012. Seharusnya, semua siswa sudah memasuki masa liburan, dan diizinkan untuk pulang. Tapi, aku memutuskan baru akan pulang tanggal 20 Juni 2012 karena masih banyak hal yang ingin kulakukan di Malang.

3 tahun SMA di Malang benar-benar gak terasa. Waktu serah terima lulusan, jingle MOS 2009 yang sering kunyanyikan waktu pertama kali masuk SMA terus terngiang di kepalaku. Waktu terasa berjalan begitu cepat. Kenangan-kenangan semasa SMA terus berputar bagai film di otakku. Dan ketika acara serah terima lulusan selesai, selesai pulalah waktuku sebagai siswa SMA...

Akhirnya, aku menghabiskan 10 hari terakhirku di Malang bukan sebagai siswa yang berada di Malang untuk belajar, tapi sebagai orang yang menikmati waktu-waktu terakhirnya di "rumah" sebelum pindah. Rumah? Ya, aku sudah menganggap Malang sebagai rumahku yang kedua. Meskipun aku gak lama di Malang, gak pernah menjelajahi Malang dan yang aku tahu cuma Matos sama MOG doang, aku benar-benar senang telah tinggal di kota ini.

Kota ini benar-benar udah ngasih banyak banget kenangan dan pengalaman buatku. Di kota ini pertama kali aku belajar bahwa hidup ini butuh perjuangan, di kota ini juga aku mengenal betapa luasnya dunia ini dan betapa beragamnya orang-orang yang ada didalamnya. Dan di kota ini pula pertama kalinya aku bertemu dengan Aria.

Hari-hari terakhirku sebelum pergi kuisi dengan perasaan mellow yang gak menentu. Aku kembali ngerasain perasaan yang sama dengan waktu aku pertama kali mau pindah ke Malang. Saat itu, aku emang baru mau pindah dari rumah ke sebuah daerah asing yang aku sama sekali gak tau. Dan saat ini, aku bakal berpisah dengan daerah asing itu dan kembali ke rumahku yang jelas-jelas lebih nyaman. Tapi kenapa?? Aku benar-benar sedih saat harus pergi dari Malang... Aku gak pengen ninggalin kos-kosanku, sahabatku, toko-toko dan penjual-penjual makanan langgananku, dan tempat-tempat yang sering kukunjungi selama 3 tahun disana...

Tapi setelah pergi dari Malang, aku berpikir bahwa gak ada yang perlu kusedihkan dari perpisahan ini. Aku pergi dari Malang hanya karena masa SMA-ku sudah selesai. Aku masih bisa kembali ke kota ini kapanpun aku mau. Untuk itu, aku harus melanjutkan kuliahku dengan baik, biar aku gak malu-maluin almamaterku, dan bisa kembali ke Malang dengan bangga. Lagian Aria juga akan melanjutkan studinya ke kota yang gak jauh-jauh amat dari tempatku kuliah nanti, jadi aku bisa tenang karena bisa tetap ketemu sama dia. :)

Bagiku, sebuah perpisahan itu sama seperti Pandora's Box. Menurut legenda, Pandora's Box itu kotak yang jika dibuka, maka segala jenis keburukan yang tersimpan didalamnya akan keluar dan menimpa kehidupan manusia. Kesedihan, kebimbangan, kemarahan, kehilangan, kekecewaan dan berbagai keburukan lainnya. Tapi, bersamaan dengan semua keburukan yang dikeluarkan itu, masih ada satu kebaikan yang ikut keluar bersama keburukan-keburukan itu, yaitu harapan. Sama seperti sebuah perpisahan yang selalu membawa kesedihan. Tapi ingat, masih ada harapan yang mengikuti kesedihan tersebut, yaitu, harapan untuk bertemu kembali.

Last but not least, remember that there's still "good" in every good byes. So, cherish every farewells you need to experience like any other happy events in your life, for there's still hope for us to meet again sometime.

Cheers. :)







Comments

Popular Posts