ZERO!!

Yo everyone! Sorry tulisan bulan ini terbit lebih terlambat dari biasanya, karena aku begitu disibukkan dengan ujian-ujian yang bertubi-tubi dan kesibukan-kesibukan organisasi serta packing-packing untuk persiapan pulang ke kampung halaman. \(^o^)/

Fuwah, gak terasa dengan pulangnya aku ke Pontianak berarti selesailah sudah 1 tahun pertamaku di Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan ( FK UPH). 1 tahun yang udah kulewati ini benar-benar memberi berbagai pelajaran dan pengalaman yang berharga buat hidupku sekarang. Nah, tulisanku kali ini akan lebih banyak membahas mengenai seperti apa FK UPH secara garis besar, dan beberapa pengalaman yang kudapat dari sana.

Pertama kali masuk kedalam lingkungan FK UPH saat orientasi mahasiswa tanggal 30-31 Juli 2012 yang lalu, aku kembali merasakan apa yang kurasakan saat pertama kali merantau ke Malang untuk menempuh pendidikan SMA. ZERO. Aku merasa benar-benar kosong. Tidak ada gambaran seperti apa kuliah di FK, tidak ada gambaran seperti apa dosen yang mengajar, tidak ada gambaran akan seperti apa hidupku setelah memulai kuliah di FK, tidak ada gambaran akan seperti apa masa depanku nantinya.

Tapi, setelah melewati semester pertama, masa-masa kegelapan itu sudah lewat. Aku sudah bisa membiasakan diriku dengan kehidupan di FK, dengan sistem-sistem yang berlaku didalamnya, dengan para dosen juga dengan teman-teman se-angkatan dan kakak kelasku.

Sistem belajar di FK itu sungguh berbeda dengan sistem belajar di SMA. Di FK, selain kuliah dari dosen, pembelajaran dilakukan dengan sistem Problem Based Learning (PBL), dimana para mahasiswa akan dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang dipimpin oleh seorang dokter sebagai tutor kelompok tersebut. Kemudian, dalam kelompok kecil ini, para mahasiswa akan diberikan sebuah kasus yang berkaitan dengan topik yang sedang dibahas pada saat itu untuk didiskusikan bersama. Kasus yang diberikan lebih seperti puzzle, karena biasanya hanya diberikan sepotong-potong dan berisi banyak istilah-istilah kedokteran yang sulit. Ini mengharuskan mahasiswa untuk mencari sendiri jawaban dari puzzle itu di rumah, dan kemudian dibahas kembali bersama kelompoknya di pertemuan berikutnya. Mungkin para dosen menganggap bahwa apa yang dipelajari sendiri oleh mahasiswa bakal lebih nyangkut ketimbang apa yang diajarkan oleh dosen?

Jadi, kalau waktu SMA kita cukup belajar dari apa yang diberikan guru saat pelajaran, ketika kuliah di FK, kita disarankan untuk mempelajari lebih dalam dari apa yang diajarkan oleh para dosen. Intinya, belajar merupakan makanan sehari-hari mahasiswa FK. Nah, kalau kita masih menerapkan sistem SKS kayak waktu SMA dulu sebelum ujian, percayalah, dunia akan terasa begitu kejam buat kita. *curahan hati mahasiswa FK* Jadi, setiap hari, luangkanlah waktu untuk membaca dan mengulangi pelajaran yang diberikan oleh dosen hari itu.

Lalu di semester 2, para mahasiswa dihadapkan pada momok yang seringkali menjadi ketakutan dan pertanyaan bagi sebagian besar orang, yaitu... *ehem2*, kadaver. Bahasa masyarakatnya: Mayat. Percayalah, sebelum melihat kadaver yang asli, sebagian besar dari kita pasti berpikiran kalau "mayat" yang dipakai di FK itu bentuknya masih seperti manusia kebanyakan, yang harus kita bedah sendiri dan memuncratkan darah kemana-mana. Nggak, nggak. Kadaver itu adalah sesosok tubuh tak bernyawa yang sudah diawetkan dalam kolam formalin, dan bentuknya udah beda banget dari kita yang masih hidup. Biasanya, kulitnya udah nggak ada, jadi hanya dibalut oleh otot dan tulang. Warnanya coklat, dengan bau formalin yang sangat kuat yang menyebabkan hidung seperti tertusuk dan mata berkaca-kaca karena perih. Kalau dipegang, rasanya basah dan kenyal, tapi agak keras dan berkerut. Sulit membayangkannya? Nonton The Mummy, kira-kira seperti itulah rupanya dan percayalah, setelah melihatnya langsung, kalian bakal berpikir "they're not that bad". :D *ketawa psycho*

Kehidupan kuliah di FK juga tidak lepas dari kehidupan organisasi. Di sini, aku tergabung dalam organisasi AMSA ( Asian Medical Students Association). Kebetulan, organisasiku ini memiliki banyak program kerja sehingga selalu sibuk sepanjang tahun. Namun, kesibukan itu menjadi terbayar ketika melihat program kerja tersebut berjalan sukses, dan kita adalah bagian dari kesuksesan tersebut. :)

Yah, memang, kuliah di FK itu bisa dibilang gak ada enaknya. Kita diwajibkan untuk kuliah selama 5.5 tahun, jauh lebih lama dibanding jurusan-jurusan lainnya. Setelah kuliah selama itu, kita masih harus mengikuti UKDI ( Uji Kompetensi Dokter Indonesia), lalu internship selama 1 tahun. Belum lagi kalau ingin melanjutkan ke pendidikan spesialis, bisa-bisa begitu jadi dokter, umur kita udah 30 tahun. Kalau kaya gini kapan nikahnya??? :'D

Belum lagi mengenai kewajiban untuk belajar seumur hidup ( long-life study) karena ilmu kedokteran adalah ilmu yang terus berkembang, yang seringkali memaksa otak bekerja rodi. Juga dengan biaya pendidikan yang lebih tinggi dibanding jurusan-jurusan lain, dan penghasilan yang tidak sepadan dengan kerja keras yang telah kita lakukan, membuat kuliah di FK terasa bagai hidup dalam pertapaan yang menjauhkan kita dari kenikmatan duniawi, dan mengisinya dengan belajar, belajar, dan belajar.

Lantas, apa yang menjadi alasanku untuk berkuliah di FK UPH, dan ingin menjadi seorang dokter spesialis kulit & kelamin ( dr. Sp.KK)? Karena ini adalah mimpiku, ini adalah impianku untuk meningkatkan kualitas kesehatan bagi semua orang. Sesulit apapun, se-menderita apapun, se-rugi apapun, aku akan terus berusaha mewujudkannya. Karena ini adalah jalan hidup yang kupilih sendiri, yang telah mengisi diriku yang tadinya ZERO, menjadi penuh mimpi dan warna.

Semoga tulisan ini bisa membantu teman-teman yang ingin berkuliah di FK, dan buat teman-teman yang belum tahu ingin kuliah dibidang apa, bisa memasukkan FK sebagai salah satu pertimbangan. Tapi yang terutama adalah, bagi yang belum memiliki mimpi dan cita-cita untuk segera menemukannya, dan bagi yang sudah menemukannya untuk tidak menyerah dalam menggapai mimpi tersebut, sesulit apapun keadaannya.

Cheers. :)

Michi no sekai he to ima tobidasou yo
Mirai wo erabi, kimeru no wa jibun
Yume wo oikakete yukou, naku hi mo aru
Sore wa daiji na negai, kienai de
Kitto aeru kara, asu no kimi he

( Now let's take off to the worlds yet unknown
  To choose the future, and decide on it is up to you
  Let's chase our dreams, even if there'll be days of tears
  It's a precious wish, so don't disappear
  I'm sure you'll meet the you of tomorrow )

Kuribayashi Minami - ZERO!!


Comments

  1. Bagus.. Cerita yg pahit2 juga, karena dunia ga seindah dan semudah spongebob tinggal di dalam nanas, jadi koki dan bisa hidup... #ngawur

    ReplyDelete
  2. Btw numpang iklan tulisan sejenis... http://wondersarapgirl.blogspot.com/2013/05/there-is-no-free-lunch-my-friend.html?m=1 :-P

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts