A Place not Listed on the Map

Yo everyone! Sorry banget tulisan buat bulan November bisa terlambat hingga akhir bulan Desember ini, karena bulan November kemarin tugas-tugas kuliah begitu numpuk, begitu selesai udah bulan Desember. Masuk bulan Desember, berarti udah musim ujian, daaaaan, akhirnya hari ini aku baru bisa membayar hutang tulisan untuk bulan November, haha. Tulisan bulan Desember juga akan ku-upload dalam bulan ini, jadi aku gak punya hutang yang harus dibawa ke tahun 2014. :D

Ok deh, tulisan kali ini mungkin bagi beberapa orang kurang mengena, karena lebih dikhususkan buat para anak muda *siswa atau mahasiswa* yang harus pergi merantau keluar kota atau keluar negeri untuk belajar, dan akhirnya bisa pulang pada akhir tahun setelah semua kerjaannya beres, termasuk aku. Tapi sekali lagi, meskipun tulisanku setiap bulan memasang target pembaca yang berbeda-beda, semoga teman-teman semua bisa tetap menikmati tulisan kali ini. :)

Yak, mendekati akhir tahun, biasanya semua kegiatan sekolah atau perkuliahan udah diliburkan, yang berarti semua pelajar yang berasal dari luar kota bisa pulang ke kampung halaman masing-masing kalau tidak ada kendala. Nah, setiap kali aku pulang ke kampung halamanku di Pontianak, ada sebuah perasaan aneh yang kualami. Aku merasa, kalau rumahku di Pontianak menjadi lebih kecil dari sebelum aku meninggalkannya ketika akan masuk sekolah atau kuliah semester lalu. Tidak hanya rumahku, namun juga jalan, gedung, mal, dan berbagai tempat lainnya. Pontianak terasa semakin kecil bagiku. Apa teman-teman juga ngerasain hal yang sama?

Mungkin memang dalam 1 semester ini, kita bertumbuh secara fisik, sehingga apa yang dulunya besar bagi kita terasa semakin mengecil. Kalau dulu untuk melompati 2 anak tangga aja susah, sekarang mau lompat 3 juga bisa. Kalau dulu jogging dihalaman belakang rumah aja udah capek, sekarang malah berasa gak olahraga. Kalau dulu mau jalan kaki keluar rumah terasa jauh, sekarang gak masalah tuh.

Tapi, aku lebih merasa kalau perasaan itu muncul karena kita udah melihat dunia luar yang lebih besar. Kita yang dulu hanya tahu kampung halaman kita, sudah mengetahui dan mengenal kota lain, budaya dan orang-orang lain, kondisi alam yang lain, dan berbagai hal lain mengenai dunia di luar sana. Pandangan dan jalan pikir kita terhadap dunia udah semakin besar, semakin banyak yang kita ketahui, dan semakin banyak yang bisa kita bandingkan dengan tempat asal kita. Ada yang lebih baik, ada yang lebih buruk. 

Mungkin ini sama dengan perasaan ketika kita membandingkan 2 benda dengan kaca pembesar. Ketika dilihat dengan kaca tersebut, benda akan terlihat lebih besar dan memenuhi lapang pandang kita, namun ketika dilepas, ternyata benda itu nggak sebesar yang kita lihat. Sama seperti kota asal kita. Mungkin sebelum melihat tempat lain, kita merasa bahwa dunia kita hanya terbatas pada kota asal kita. Kita memandang kota kita sebagai tempat paling indah dan lengkap dengan segala sesuatunya tersedia bagi kita, seperti memakai kaca pembesar. 

Tapi, jika kita pernah mengunjungi tempat yang lebih besar dari kota asal kita, mungkin perasaan itu akan berubah. Ketika pulang kembali, kota yang tadinya terlihat besar, ternyata tidak sesempurna yang kita bayangkan, seperti melihat objek yang sama, tapi tanpa kaca pembesar.

Hmmm... Sekilas tulisan ini terlihat kayak mengajak kita untuk tidak mencintai kampung halaman ya, haha. Nggak, nggak. Justru lewat tulisan ini, aku ingin mengajak teman-teman semua untuk mencoba memperluas pandangan, bahwa nggak semua yang terlihat paling baik, adalah yang paling baik. Ini juga berarti nggak semua yang terlihat jelek berarti jelek. Kita harus menjadi seorang pribadi yang dinamis, fleksibel, dan terus berkembang. Jangan selalu terpaku pada kejayaan masa lalu, dan menganggap bahwa apa yang kita punya sekarang tidak perlu dikembangkan lagi, tapi bukan berarti kita tidak boleh puas dengan apa yang kita miliki sekarang.

Yah, sesuai judul diatas, mungkin ini bisa dianalogikan sebagai "Mencari tempat baru yang tidak terdafar di peta". Dalam hidup ini, kita jangan hanya puas berada di satu pulau, tapi harus berlayar mengarungi 7 samudera untuk mencari tempat baru, yang bisa membawa kita lebih baik. Jangan puas dengan 1 hal yang kita miliki, karena apa yang kita miliki itu tidak sebesar yang kita kira, tapi carilah terus hal yang baru yang bisa membuat apa yang sudah kita miliki, menjadi lebih baik.

Sekali lagi, apa ada teman-teman yang merasakan hal yang sama? Cheers. :)

Mezase mata minu shin sekai
Oretachi tabi ni deru riyuu
Sonna mon wa nai
Umareta kagiri, sore ga ikiteru akashi dakara
( Aim for a new world yet unseen
The reason we set out on this journey
Does not exist
As long as we're born, that's the reason why we're living)

Kaizoku Sentai Gokaiger - Matsubara Tsuyoshi


Comments

Popular Posts