The Phantom Hourglass

Yo, everyone! Sorry banget tulisan buat bulan Januari telat sampai hari ini... Karena udah bulan Februari, aku jadiin satu aja deh sama tulisan buat bulan Februari. Tapi selama dua bulan gak update, aku jadi bisa ngumpulin bahan buat tulisan kali ini. Jadi, dimaafkan ya? :p

Ok, ini tulisan pertamaku di tahun 2014. Namanya pergantian tahun, ada yang namanya tahun yang baru, dan tahun yang lama. Ada yang datang, dan ada yang pergi. Tulisan-tulisanku di tahun ini nggak lagi menggunakan lagu sebagai judulnya, karena aku ngerasa lebih susah nyari judul dan lirik lagu yang pas dengan tulisanku daripada nyari ide buat tulisan itu sendiri, haha. Di tahun 2014 ini juga aku akhirnya menginjak umur 20 tahun, udah kepala dua. Jadi berasa tua, wkwk.

Sewaktu libur Imlek, adalah tradisi masyarakat Tionghoa buat berkunjung dan bersilaturahmi ke rumah keluarga dan kerabat. Aku yang saat ini berkuliah di Tangerang, waktu liburan kemarin hanya bisa pergi menemui saudara-saudara di Jakarta. Yang bikin kaget, aku yang rasanya tahun kemarin masih anak-anak dan manggil kerabat yang lebih tua dengan "om-tante", tahun ini udah mulai banyak yang memanggilku dengan sebutan itu. Aku yang dulu masih menjadi anak-anak yang berlarian dengan saudara sebayanya waktu ketemuan, sekarang udah jadi seorang om yang lebih banyak ngobrol dengan keluarga yang lebih tua, dan tempatku yang dulu sekarang sudah diisi oleh keponakan-keponakanku yang masih kecil.

Tahun ini banyak sepupu-sepupu dan keluarga yang setingkat dan umurnya nggak beda jauh denganku udah jadi papa dan mama. Karena itu, pertanyaan "Udah punya pacar belom? Kapan giliran kamu nih?" cukup sering datang. Sayangnya, kuliah di Fakultas Kedokteran dengan segudang kesibukannya belum bisa bikin aku mikir kearah sana, haha. "Kuliah aja belum lulus tante, masih lama, haha."

Disaat aku baru mulai tumbuh dewasa, ada orang-orang lain yang kurang beruntung dan terpaksa harus merasa kehilangan. Ada orang-orang disekitarku yang sudah berumur dan tidak bersemangat seperti dulu, ada yang sakit, dan bahkan ada yang meninggal. Seiring dengan bertambahnya hal-hal baru dalam hidupku, banyak juga kehilangan-kehilangan yang harus kurasakan di awal tahun ini.

Ada salah seorang dosen favoritku di FK, sebut saja namanya dr. Jon. Beliau memang sudah berumur, dengan rambut yang sudah memutih dan badan yang sudah tidak setegap dulu. 1 minggu yang lalu, istri beliau baru kembali kepangkuan Bapa di Surga. Tepat 1 hari setelah kematian istrinya... adalah hari ulang tahun dr. Jon. Aku nggak bisa ngebayangin gimana perasaan dr. Jon saat itu, apalagi karena kepergian istri beliau begitu mendadak. Meskipun aku nggak bisa pergi ke misa atau melayat ke rumah duka, aku bisa merasakan betapa sedihnya dr. Jon, dan aku pun ikut merasa kehilangan.

Lalu ada lagi seorang dosenku di FK, sebut saja nama beliau dr. Anita. Beliau adalah seorang dokter keturunan India yang berasal dari New Zealand. Aku ingat banget pernah ditegur karena ketahuan tidur waktu kuliah beliau. Sejak saat itu, aku kesel dan malas banget buat ketemu beliau. Tapi, minggu lalu, beliau membuat sebuah pengumuman, kalau beliau mau mengundurkan diri dari UPH. Beliau mau pergi ke Sri Lanka untuk membangun sebuah pusat rehabilitasi untuk pasien dengan penyakit kejiwaan dan kecanduan, sebuah cita-cita yang sudah beliau idamkan dari dulu. Aku yang dulunya kesal, sekarang malah merasa kehilangan begitu mengetahui kalau kuliah minggu lalu adalah kuliah terakhir dari beliau.

Dengan ini aku sadar, kalau dunia itu terus berputar. Disaat aku menjalani kehidupanku dengan santai dan berpikir "Hari-hari kayak gini masih bisa berlanjut terus", waktu terus bergulir dan nggak akan menungguku. Waktu nggak akan nunggu kapan aku baru mau dipanggil om sama keponakan-keponakan kecilku. Waktu nggak akan nunggu kapan dr. Jon siap menerima kepergian istrinya. Waktu juga nggak akan nunggu kapan kami mahasiswa siap ditinggalkan oleh dr. Anita demi mewujudkan mimpi beliau.

Hidup itu seperti sebuah jam pasir yang nggak terlihat. Suatu waktu, salah satu sisi jam pasir, yaitu masa kecil kita, sedang mengalir dan mengisi sisi yang lain, yaitu masa dewasa kita. Disaat sisi dewasa kita sudah terisi, sisi kekanakan kita sudah kosong dan tergantikan. Lalu jam pasir kita kembali berputar, mengalirkan isi dari masa dewasa kita ke masa tua kita. Dan disaat kita mencapai akhir hidup kita, jam pasir kita juga akan berhenti berputar. Jadi hiduplah dengan baik, buat setiap butir dalam jam pasir kita berarti, dan saat semuanya berhenti mengalir, selalu siaplah untuk menghadapi perubahan aliran yang akan terjadi dalam hidup kita.

Cheers. :)


Comments

Popular Posts