The Healing Journey

Yo, everyone! Udah lama banget rasanya aku nggak nulis disini, sekali lagi dikarenakan kesibukan-kesibukanku selama kuliah. Sekalinya ada waktu libur, masih ada hal lain lagi yang mesti kukerjain, jadi harap maklum...

Oke, memasuki semester genap, pasti anak-anak di tingkat akhir sekolah udah mulai mikir mau melanjutkan kemana setelah lulus nanti *iya kalau lulus UN, semangat!*. Yang SD mulai nyari-nyari SMP, yang SMP mulai nyari-nyari SMA, dan yang SMA... berusaha masuk ke universitas idaman sesuai cita-cita masing-masing. Di tulisan kali ini, aku mau sedikit berbagi pengalamanku selama 3 tahun berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan, Karawaci. Buat yang berminat masuk ke fakultas kedokteran, semoga tulisan kali ini bisa sedikit memberi gambaran mengenai kehidupan disini, dan buat yang belum ada keinginan untuk itu, semoga tulisan ini bisa membantu menambah wawasan teman-teman. :)

Apa yang akan kutulis disini didasari oleh pengalamanku selama berkuliah di UPH, jadi mungkin saja bisa berbeda dengan universitas lain, meskipun aku yakin selama masih di Indonesia, kurikulum pendidikan kedokteran itu nggak banyak bedanya. Kalau soal dosen sih pasti beda lah ya, haha.

Yang sedikit membedakan fakultas kedokteran dengan fakultas lain, adalah SKS yang harus diambil. Jika mahasiswa dari jurusan lain dibebaskan untuk memilih mata kuliah dan dosen yang diinginkan, jadwal dan bahan pelajaarn kita di fakultas kedokteran sudah ditentukan dari awal oleh pihak administrasi, kaya' zaman sekolah dulu deh.

Selain itu, kita disini belajar dengan sistem blok, yang biasanya berlangsung sekitar 4-8 minggu setiap bloknya. Blok-blok ini dipisahkan sesuai bahan yang harus kita pelajari, misalnya dalam blok Cardiovascular / Jantung, maka kita akan menghabiskan waktu sekitar 5 minggu untuk belajar segala hal mengenai jantung, dan akan menjalani ujian pada minggu keenam. Begitu pula dengan blok-blok lain, seperti Ginjal, Tulang, atau Syaraf.

Kurikulum disini lebih berpusat pada kemandirian mahasiswa dalam belajar, atau biasa disebut student-centered, atau self-directed learning. Jadi dosen menjelaskan bahan-bahan yang penting, dan kita dituntut untuk mencari lebih detail mengenai hal tersebut. Memang kalau kita hanya mengandalkan penjelasan dosen, kita bisa aja lulus dari setiap ujian blok, tapi apa cukup segitu aja ilmu yang kita perlukan di dunia kerja nanti?

Untuk memfasilitasi hal tersebut, dibuatlah sebuah sistem bernama PBL (Problem-based Learning), sebuah cara belajar dimana mahasiswa dalam 1 kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, dan dalam setiap kelompok kecil ditugaskan seorang dokter yang telah lulus sebagai pemimpin dari kelompok tersebut.

Kegiatan PBL ini dilaksanakan setiap hari Senin-Rabu-Jumat setiap minggunya. Dalam setiap minggu, mahasiswa akan diberikan kasus yang berbeda untuk dipecahkan dan dipelajari, dan dalam setiap pertemuan, mahasiswa dalam 1 kelompok kecil tersebut akan saling berdiskusi mengenai kasus yang diberikan.

Setelah setiap pertemuan PBL, mahasiswa biasanya akan mendapat LO (Learning Objectives), sekumpulan hal-hal tidak terjawab dalam diskusi atau yang harus dipelajari dalam minggu tersebut. Nah, LO ini akan dibahas dalam pertemuan berikutnya dan setiap mahasiswa diharapkan bisa menjelaskan apa yang telah dipelajarinya mengenai LO ini, lalu setiap mahasiswa akan dinilai berdasarkan keaktifan dan pemahaman mereka mengenai kasus minggu itu, yang dapat terlihat dari kelancarannya dalam menjelaskan setiap LO yang diberikan.

Misalnya pada hari Senin ada pertanyaan yang tidak terjawab, maka pertanyaan tersebut akan menjadi LO bagi mahasiswa dan akan dibahas pada hari Rabu, begitu pula untuk hari Jumat. Tapi bukan berarti kita cukup mempelajari apa yang menjadi LO kita saja. Semakin banyak yang kita pelajari, tentu akan semakin siap pula kita saat menjadi dokter dan menghadapi pasien kelak.

Selain pelajaran-pelajaran teori bikin ngantuk diatas, kegiatan kita juga diisi oleh kuliah laboratorium dan Clinical Skills, semacam praktik kecil-kecilan dengan teman-teman sekelompok kita dimana kita diajarkan untuk melakukan pemeriksaan seperti wawancara pasien, pemeriksaan fisik, dll. Kira-kira disinilah kita dilatih menjadi seorang dokter yang sopan dan ramah, namun juga terampil dalam pemeriksaan.

Yaak, secara garis besar, seperti itulah kegiatan wajib seorang mahasiswa kedokteran. Kalau untuk kegiatan-kegiatan tambahan, kita bisa bergabung dengan berbagai organisasi di fakultas kita masing-masing. Beberapa organisasi yang ada di FKUPH adalah AMSA (Asian Medical Students Association), CIMSA ( Center for Indonesian Medical Students Association), dan TBM ( Tim Bantuan Medis). Aku sendiri merupakan anggota aktif AMSA sejak tahun 2012 hingga sekarang. Detail mengenai organisasi-organisasi ini nggak akan kubahas disini, karena kalau kepanjangan teman-teman juga bakal bosan kan bacanya, haha.

Oke, kurasa sekian dulu untuk tulisan kali ini, semoga bisa sedikit membantu memperjelas kemana teman-teman mau melangkah berikutnya. Memang mungkin tulisan kali ini kurang lucu dan kurang banyak cerita didalamnya, karena lebih bersifat informatif aja. Tujuan tulisan kali ini bukan buat promosi, cuma untuk memberikan gambaran mengenai kegiatan mahasiswa kedokteran di Indonesia, khususnya Universitas Pelita Harapan. Kalau ada yang jadi masuk ke UPH dan pernah membaca tulisan ini, jangan ragu-ragu buat nyari Kristanto Wongso angkatan 2012 di kampus ya. See you!

Cheers. :)


Comments

Post a Comment

Popular Posts