Sometimes, People Can Be Judgmental

Yo everyone! Beberapa minggu ini aku disibukkan dengan berbagai event berbau Jepang, seperti ORANGE Japanese Festival di Karawaci, dan tentunya AFA ID 2015 di JIEXPO minggu lalu. Selain kesibukan yang menyenangkan seperti diatas, kegiatan kuliahku juga nggak mau kalah dengan memberiku tugas bertubi-tubi. Akhirnya, hari ini aku kembali punya kesempatan buat nulis disini. XD

Sometimes, people can be judgmental. Sebuah pernyataan dari seorang teman sekelasku, sebut saja namanya Gilbert. Waktu itu, aku yang berencana untuk mencoba menggunakan lensa kontak untuk cosplay, meminta pendapat dari Gilbert yang memang selalu mengenakannya sebagai pengganti kacamata. Aku menanyakan bagaimana rasanya di mata, apa bisa membuat mata kita meradang, apa saja yang harus dipersiapkan dalam penggunaan lensa kontak, dan lain sebagainya.

Sampailah kami di topik bahwa jika ingin mengenakan lensa kontak, akan lebih baik kalau kita membawa artificial tear atau air mata buatan untuk menjaga mata kita agar tidak terlalu kering. Gilbert mengatakan bahwa memang sedikit merepotkan, karena terkadang harus ke toilet untuk meneteskan air mata buatan itu. Waktu itu dia mengaku kalau tidak enak kalau dilihat orang banyak, karena terkadang setiap orang bisa menghasilkan asumsi yang berbeda-beda dengan melihat seorang laki-laki yang memakai lensa kontak seperti Gilbert. "Sometimes, people can be judgmental", katanya.

Waktu itu aku jadi sadar kalau perkataan Gilbert itu benar banget. I can relate to that, Bro. Sejak zaman SMA, aku selalu punya masalah dengan bibirku yang mudah kering dan pecah-pecah. Aku selalu berusaha mengatasinya dengan minum secukupnya, tapi hal itu nggak terlalu membantu. Karena itu, aku selalu pergi keluar dengan mengantongi lip balm. Sekilas, mungkin kelihatannya biasa aja, tapi percayalah, rasanya nggak enak banget.

Saat ini, produk lip balm yang kebetulan cocok untukku adalah yang berbentuk tabung kecil berwarna soft pink. Yep, persis seperti lipstick yang biasa dipakai oleh perempuan. Kalau dioleskan di bibir memang warnanya transparan dan nggak terlalu kelihatan, masalahnya adalah proses pengolesan tersebut. Apa yang bakal muncul di pikiran orang-orang melihat seorang cowok ngeluarin sesuatu berwarna soft pink yang bentuknya kayak lipstick dari kantong celana, lalu mengoleskan "lipstick" tersebut di bibirnya?

Karena itu, proses yang bisa mengundang berbagai asumsi ini selalu kulakukan sebelum meninggalkan kamar, atau di toilet yang sedang sepi. Padahal, dipikir-pikir secara logis ya memang bibirku kering dan pecah, minum banyak malah kembung, jadi mending pakai lip balm, kan? Toh memang itu juga sebuah produk yang terpercaya dan nggak memiliki efek samping yang mengerikan.

Tapi, pikiran orang siapa yang tahu? Kita nggak bisa mengatur apa yang berlalu dalam benak masing-masing pribadi. Kita mau menjelaskan sampai panjang lebar pun kalau memang mereka berpikiran begitu ya pandangan itu mungkin sudah sulit untuk diubah, malah memberi kesan kalau kita hanya memberikan pembenaran bagi diri kita sendiri.

Memang sulit, tapi akan lebih bijak kalau kita nggak terlalu banyak mempedulikan apa yang orang lain pikirkan terhadap setiap tindakan kita, asalkan apa yang kita lakukan itu memang nggak salah dan itu yang membuat kita merasa nyaman. Udah menjadi pengetahuan umum kalau segala sesuatu yang kita kerjakan itu pasti ada yang pro dan kontra. Daripada mengekang diri sendiri agar nggak di-kontrain orang, lebih baik melakukan yang terbaik untuk orang-orang yang pro dengan kita kan?

Cheers. :D

Image courtesy from: http://data.whicdn.com/images/32142234/large.jpg

Comments

Popular Posts