Painkiller or Killer Pain?

Yo everyone! Kita semua pasti pernah mendengar ungkapan "jatuh cinta berjuta rasanya". Bahagia, berbunga-bunga, dan berbagai perasaan lainnya timbul bersamaan dengan tumbuhnya benih-benih cinta dalam hati kita saat kasmaran. Dari sekian juta rasa tersebut, ada satu rasa yang hampir selalu bergandeng erat dengan cinta, yaitu rasa sakit. Menekuni ilmu medis selama dan sedalam apapun tidak akan bisa membantu kita menemukan terapi untuk rasa sakit tersebut.

Cinta adalah suatu hubungan antar dua individu, suatu hubungan dua arah yang saling memberi dan menerima. Give and take. Begitu pula dengan rasa sakit yang mengikuti cinta. Pada momen dimana mulai timbul cinta dalam hati kita, pada momen itu pulalah kita mendapat peluang yang sama untuk memberi, atau menerima rasa sakit dari orang yang kita cintai tersebut.

Salah satu contohnya adalah saat cinta kita bertepuk sebelah tangan. Mulai dari saat perkenalan, kemudian ke pendekatan, hingga akhirnya disaat kita telah merasa cocok dan nyaman dengan seseorang, kita tidak mendapat respon yang sama dari orang yang kita cintai tersebut. Begitu pula sebaliknya, ketika kita menjadi pihak yang tidak memberikan respon positif itu terhadap perasaan orang lain. Kalau dikatakan dalam bahasa yang kurang mengenakkan, PHP. 

Hal yang sama juga berlaku ketika kita sudah berada dalam suatu hubungan saling menyayangi dengan seseorang. Perkataan atau tindakan kurang menyenangkan dari orang yang kita sayangi akan menorehkan luka batin yang lebih besar dan dalam dibandingkan dengan apabila luka tersebut berasal dari orang lain yang tidak dekat dengan kita. Apalagi apabila kita sampai bertengkar dengan orang yang kita sayangi tersebut. Mau ngomong, takut. Mau didiamkan, nggak sanggup. Serba salah.

Lalu soal putus cinta, saat orang yang kita cintai pada suatu saat, menjadi hanya seseorang tanpa hubungan spesial dalam sekejap mata pada saat yang lain. Berakhirnya hubungan antara dua orang yang saling mencintai tentunya juga akan memberi rasa sakit yang mungkin tidak akan sembuh dalam waktu yang lama dalam hati mereka, tak peduli siapapun yang mengambil inisiatif untuk mengakhiri hubungan tersebut.

Rasa sakit yang paling berat justru datang dari orang-orang yang kita cintai, dari orang-orang yang justru paling ingin kita jadikan sebagai "obat" dari rasa sakit lain yang kita alami. Ia muncul bagai reaksi alergi obat, dimana bukannya menyembuhkan namun malah memberikan sakit yang lebih parah dan mematikan.

Lalu apa kita harus menjadi takut untuk jatuh cinta? Nggak. Sama sekali nggak. 

Justru kita jatuh kedalam cinta yang tepat ketika kita bisa tetap saling mencintai dengan tulus sesakit apapun keadaannya, dan melewati rasa sakit itu bersama-sama. 

Loving someone is telling them the way to destroy you, and trusting them not to.

Cheers. :D

 Image courtesy from: http://cdn.pymnts.com/wp-content/uploads/2016/05/Capsule-Seed-Funding.jpg

Comments

Popular Posts