The Chronicles of 2016: The Blessings, The Lessons, and The Changes

Yo everyone! Nggak terasa, kita sudah mulai memasuki hari-hari terakhir dari tahun 2016. Tempat-tempat umum yang penuh dengan hiasan berkelap-kelip, diiringi dengan lagu-lagu penuh sukacita tentunya membawa kebahagiaan tersendiri bagi kita untuk menyambut tahun yang baru, dan meninggalkan tahun 2016 ini.

Sebelum kita berpisah dengan tahun ini, pastinya kenangan-kenangan akan berbagai hal yang terjadi pada kita sepanjang tahun ini kembali ke permukaan setelah sempat terpendam di bagian penyimpan memori dalam otak kita. Segala berkat, pelajaran, dan perubahan yang membuat kita menjadi "kita" yang sekarang.

Menurutku pribadi, tahun 2016 adalah sebuah tahun yang... berat. Selama satu tahun ini, aku telah melakukan banyak hal baru, pergi ke tempat-tempat baru, mengenal perasaan-perasaan baru dan bertemu dengan banyak orang baru. Ada yang menjadi berkat, ada yang menjadi pelajaran, namun yang pasti, semuanya itu telah mengubahku menjadi seorang Kristanto Wongso yang baru.

Setiap perubahan pastilah antara menuju ke suatu arah, entah itu baik atau buruk. Menentukan hal tersebut bagi orang lain itu mudah, namun tidak untuk diri kita sendiri, karena tidak ada suatu standar yang pasti bagi nilai kebaikan dan keburukan dari seseorang. Kalau ada orang lain yang mulai berubah, kita bisa saja merasakan kalau ada yang berubah dari perasaan kita terhadap orang tersebut. Kalau mereka menjadi semakin baik ya kita akan semakin nyaman dengan mereka, begitu pula sebaliknya. Namun bagaimana dengan perubahan yang terjadi pada kita sendiri?

Sebagai contoh, awalnya aku adalah seseorang yang cenderung banyak, bahkan terlalu banyak berpikir. Aku menghabiskan begitu banyak waktuku memikirkan hal-hal di masa lalu yang melahirkan penyesalan, atau hal-hal di masa depan yang menimbulkan kekhawatiran. Aku terlalu banyak mempertimbangkan suatu perkara, dan akhirnya malah memaku kakiku di satu tempat.

Sejak melewati berbagai kejadian di tahun ini, aku merasa telah menjadi seorang pribadi yang lebih berani, atau justru lebih pasrah. Aku cenderung lebih banyak merelakan segala sesuatu yang telah dan akan terjadi. Aku menjadi seseorang yang dapat melangkah lebih jauh tanpa menyesali semua yang telah terjadi di masa lalu dan tanpa mengkhawatirkan apa yang akan terjadi di masa depan.

Sekilas hal ini terdengar lebih baik, karena aku terkesan telah menjadi seseorang yang dapat menjalani dan menikmati hidup dengan lebih baik. Tapi dalam diriku sendiri, aku merasa seakan-akan telah kehilangan jati diriku sebagai Kristanto Wongso. Seakan-akan, aku telah menjadi seorang baru yang bukan diriku sendiri. 

Apa aku yang menjalani hidup seperti ini adalah aku? Karakter seorang Kristanto terletak dalam cara berpikirnya, apabila aku kehilangan cara berpikirku yang dulu apakah aku telah kehilangan diriku yang dulu? Dan pertanyaan terbesarnya adalah apa aku kehilangan diriku demi sesuatu yang lebih baik? 

Tahun 2016 ini adalah tahun pencarian jati diri yang begitu panjang bagiku. Aku merasa segala kenyamanan dalam diriku sebelum ini telah direnggut dariku, dan aku jadi mempertanyakan banyak hal mengenai diriku sendiri. Apa yang sebenarnya sedang aku lakukan dengan hidupku, apa yang sebenarnya aku inginkan, apa yang sebenarnya menjadi tujuanku? 

Mungkin pencarian ini tidak akan pernah berakhir, mungkin aku akan terus berubah dan berubah lagi menjadi seorang Kristanto Wongso yang berbeda hingga akhir nanti. Mungkin aku akan menjadi seseorang yang lebih menyenangkan bagi banyak orang, mungkin aku justru akan menjadi bencana bagi mereka. 

Namun satu hal yang pasti, inilah aku. Tidak ada yang perlu kusesali, tidak ada yang perlu kutakutkan, karena aku yakin bahwa diriku sekarang, adalah versi terbaik dari Kristanto Wongso yang ada didunia hingga detik ini.

Cheers. :)

"Change is the essence of life. Be willing to surrender what you are for what you could become." - Reinhold Niebuhr

Image courtesy from: https://karabess.files.wordpress.com/2011/02/metamorphosis.jpg

Comments

Popular Posts