Friends. Comrades. Partners. Brothers.

Yo everyone! Buat teman-teman pembaca setia tulisan-tulisanku dari awal blog ini dimulai, pasti pada tahu kalau aku ini seorang anak rantauan yang sudah beberapa kali pindah tempat tinggal ke lingkungan-lingkungan baru. Bagiku, proses adaptasi dengan suatu hal baru itu bukan sesuatu yang mudah, bahkan nggak jarang aku akhirnya tidak bisa menyesuaikan diri sama sekali dengan keadaan tersebut. Entah itu dengan lingkungan, dengan jadwal kegiatan, maupun dengan orang-orang disana.

Orang-orang yang kutemui dalam fase-fase kehidupan yang kulewati bagaikan sepatah - dua patah kata dalam novel yang sedang kubaca. Seiring dengan dibaliknya suatu halaman, demikian pula mereka akan tertinggal dalam halaman tersebut, kulewati begitu saja sembari maju melewati hidupku. Aku nggak tahu apa hal yang sama juga berlaku buat teman-teman, tapi terkadang, ada orang-orang yang tanpa sadar telah kulupakan, atau menghilang begitu saja. And I'm not even sad about that.

Aku bukan orang yang pandai memulai suatu pembicaraan, atau mudah berteman dengan siapa saja. Aku juga bukan orang yang suka menggunakan waktu untuk sekedar nongkrong basa-basi, atau membuka diri ke orang lain begitu saja. Singkatnya, dalam setiap bagian kehidupanku, aku selalu dicap sebagai seorang yang pendiam. 

Tapi, bukan berarti tidak ada orang-orang yang kuanggap istimewa. Orang-orang dimana aku bisa membuka diri, mencurahkan pikiran, bahkan menunjukkan sisi-sisi lemahku. Teman-teman dekat yang hingga hari ini bisa kuanggap sebagai "keluarga". 

Berawal dari kesukaan yang sama, kami bertemu saat masih kecil. Setelah lulus, kami pun berpencar ke beberapa tempat untuk melanjutkan kehidupan kami masing-masing. Ada yang tinggal, ada yang keluar kota, bahkan keluar negeri. Ada yang dalam perjalanannya mulai meninggalkan kesukaan yang menyatukan kami semua, ada yang tetap setia menyukai hal yang sama. Ada yang akhirnya memutuskan untuk menetap di negara lain, ada yang akhirnya pulang ke kampung halaman kami. 

Dengan dunia yang begitu berbeda, terus menjalin komunikasi tentunya menjadi suatu hal yang sulit dipertahankan. Dengan peristiwa-peristiwa yang begitu berbeda, perubahan dalam diri kami masing-masing menjadi hal yang tidak dapat dihindari. Jarak dan waktu yang begitu besar membuatku terkadang merasa bahwa orang-orang yang telah kuanggap "keluarga" ini pun pada akhirnya akan sama seperti halaman novel yang telah habis kubaca. Lewat begitu saja.

Suatu kesempatan akhirnya mempertemukan beberapa dari kami yang telah tercerai-berai ini. Aku nggak ngerti juga gimana, tapi kami bisa tetap menghabiskan waktu bersama seakan-akan tidak pernah terpisah. Ketika bersama mereka, cerita-cerita yang selama ini kupendam sendirian mengalir keluar bersama dengan beban yang memberatkan hatiku. 

Tidak peduli seberapa jauh atau seberapa lama, didepan orang-orang spesial ini aku merasa tidak ada yang perlu kusembunyikan. Aku bisa mengungkapkan semua keresahan, menunjukkan setiap kelemahan, and there they are still coping with me. Aku nggak tahu gimana cara menjelaskannya dalam Bahasa Indonesia hahaha. 

Bagiku, setiap orang memiliki peran masing-masing dalam hidupku. Akan ada orang yang hanya sebatas sepatah-dua patah kata, ada yang akan disebut terus-menerus. Ada yang berperan dalam prolog, dalam klimaks, dalam epilog, atau dalam keseluruhan cerita. Ada tokoh yang hanya muncul sekali, ada yang lebih. Tapi yang pasti, orang-orang istimewa diatas memegang peran yang sangat penting dalam novel kehidupan seorang Kristanto Wongso. 

P.S. Ada banyak kok orang-orang spesial yang mengisi hidupku, namun tulisan kali ini ingin secara khusus kutujukan untuk sekelompok sahabat yang tanpa perlu kusebut disini pun mereka pasti ngerasa, someone I'd consider mi família.

Cheers. :D

Image courtesy from: https://thebreakthrough.org/images/main_image/war_climate.png

Comments

Popular Posts