Necessary Narcissism

Yo everyone! Kurasa sebagian besar dari kita pasti pernah mendengar kata "narsis", entah hanya sebagai bahan candaan untuk orang-orang yang hobi selfie, atau digunakan dalam konteks pendidikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, narsisme sendiri berarti "hal (keadaan) mencintai diri sendiri secara berlebihan". Setelah memastikan bahwa kita semua memiliki pengertian yang sama tentang apa itu narsisme, mari kita masuk ke inti tulisanku kali ini.

Sebagai seorang manusia biasa, kita pasti pernah memiliki perasaan rendah diri. Merasa diri tidak pantas, tidak berharga, atau tidak cukup baik bagi orang lain. Terkadang, emosi-emosi negatif ini begitu membebani hingga membentuk sebuah pikiran bahwa "tentunya tidak ada yang cukup peduli dengan kita yang seperti ini". Akhirnya, kita yang merasa berada setingkat dibawah orang lain jadi cenderung menutup diri dengan berbagai alasan.

"Aku ngga mau menyusahkan orang lain dengan masalahku."
"Mana mungkin dia mau mendengarkan aku."
"Siapa sih aku sampai dia mau bela-belain bantuin aku?"

Aku juga ngga lepas dari pikiran dan perasaan diatas. Or even, if I must say, I often got drowned in those thoughts

Membicarakan hal ini, aku jadi ingat satu pengalamanku di SMA. Waktu itu, kami baru saja menjalani ujian kenaikan kelas matematika, dan nilaiku saat itu tidak memenuhi standar sehingga aku harus mengikuti ujian remedial. Jika aku kembali gagal dalam ujian remedial itu, aku akan harus tinggal kelas. 

Mempertaruhkan kenaikan kelas dalam ujian matematika yang merupakan kelemahanku benar-benar mendesakku ke ujung tanduk. Tanpa disangka, beberapa orang teman yang mengetahui gentingnya kondisiku saat itu memberi tawaran untuk belajar bersama. Demi aku, mereka meluangkan waktu dan tenaga mereka. They reached out to me who's at the abyss that time. 

Pengalaman kedua terjadi baru-baru ini. Tahap berikutnya yang harus kami lalui setelah menyelesaikan pendidikan kedokteran adalah internsip. Sebelum memulai, kami diharuskan memilih wahana rumah sakit tempat dimana kami akan menjalani 1 tahun internsip ini, dan pemilihanku yang pertama jatuh 3 hari yang lalu.

Sebelum memilih, tentunya aku dan teman-temanku sudah memiliki rencana untuk melaksanakan internsip ditempat yang sama. Singkat cerita, tibalah saatnya pemilihan dan dari tujuh orang yang mendaftar bersamaku, hanya dua yang belum bisa mendapatkan wahana yang diinginkan, termasuk aku.

Saat itu, aku merasa benar-benar kecewa dan tertinggal dibanding teman-temanku. Aku berusaha terlihat santai karena masih ada kesempatan untuk mencoba lagi minggu depan, but the thoughts just don't simply go away.

"Gimana kalau aku tetap ngga dapat saat pemilihan kedua? Apa aku harus menjalani internsip jauh dari orang-orang dekatku? Atau ditempat yang berada diluar bayanganku? Atau bahkan aku harus semakin tertinggal dari teman-temanku yang lain?"

Ditengah kegundahan itu, tiba-tiba seorang teman dekatku di kampus menelepon. Selain memberi saran untuk pemilihan berikutnya, yang terpenting adalah dia membantuku untuk bangkit dari kekecewaan dan fokus pada apa yang bisa kulakukan kedepannya. Kami memang cukup sering ngobrol saat kuliah, aku juga terkadang curhat sama dia, tapi dia meneleponku untuk mengatakan ini semua adalah sesuatu yang baru, dan sangat berarti buatku. To you who's reading this, you know who you are.

Persamaan dari kedua cerita diatas adalah sekalipun saat itu aku berada dalam keadaan dimana aku pribadi sulit untuk menerima dan menyayangi diriku sendiri, masih ada orang lain yang mau peduli dan membantuku untuk menghadapi itu semua. Kita lebih berharga daripada yang dapat kita bayangkan, sekalipun terkadang perlu bantuan orang lain untuk mengingatkan kita akan hal itu.

So let's give our worthy selves the love they deserve. It won't hurt to be necessarily narcissistic, will it?

Cheers. :)

Image courtesy from: https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTjJR3OGyHkvXIq96MFZOK4CGQYg7HEFrzPkjXlPX49wSzg3dWdXA

   


Comments

  1. Not an advocate of too much self love, but it's true that too much is way better than none at all.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts