Our Own Rose Garden

Yo everyone! Sekarang lagi hari Sabtu malam atau Malam Minggu nih?? Di malam yang identik dengan suasana romantis ini, ayo kita bersama-sama mengikuti sebuah perjalanan cinta lewat kata-kata dalam tulisan ini. ;)

Kurasa karena blog-ku ditujukan untuk teman-teman dalam usia remaja hingga dewasa, aku yakin kita semua pasti pernah terpapar dengan rasa cinta, atau paling nggak rasa suka pada seseorang dari lawan jenis kita. Mungkin ada yang merasa demikian dengan sesama jenisnya, but let's not talk about that here, ok?

Kita bisa mencintai seseorang seringkali karena orang tersebut memenuhi "kriteria" sebagai pasangan yang kita inginkan, baik secara fisik maupun karakter. Kita semua pasti akan lebih tertarik dengan orang yang berada sedekat mungkin dengan kriteria-kriteria tersebut. 

Masalahnya, ada istilah yang pastinya sudah nggak asing lagi ditelinga kita semua, yaitu "jatuh cinta". Falling in love. Kenapa harus kata jatuh yang digunakan sebagai pasangan untuk kata cinta? Aku percaya, karena seringkali yang namanya cinta itu nggak bisa disengaja, sama seperti saat kita terjatuh. Kecuali ada yang sengaja menjatuhkan diri ya, entahlah. Mungkin mereka masokis.

Bicara soal cinta itu berarti bicara soal hati. Kita bisa saja menentukan apa seseorang berpenampilan menawan atau tidak dengan mata kita.  Kita bisa menimbang-nimbang kelebihan dan kekurangan seseorang, mengisi checklist dalam diri kita apa ia bisa masuk kedalam kategori orang yang dapat kita cintai atau tidak dengan otak kita. Tapi semua itu nggak bisa mengalahkan perasaan nyaman yang kita dapatkan saat bersama dirinya, yang berasal dari hati kita.

Sebagai contoh, aku bisa aja mencari pasangan dengan ciri-ciri perempuan berambut panjang, tinggi badan semampai, punya kepercayaan dan ketertarikan pada bidang yang sama, dewasa, nggak manja, nggak matre, dan sebagainya. Tapi, mukjizat cinta bisa saja justru menjatuhkan hatiku kepada seorang perempuan yang nggak sedikitpun memenuhi ciri-ciri diatas. Semua penilaian dari penampilan dan karakter itu dikalahkan oleh "rasa nyaman" dalam hatiku ketika hari-hariku diisi oleh keberadaannya disampingku.

Mungkin ibarat mengurus sebuah taman, kita sudah merencanakan untuk mengisi taman tersebut dengan mawar merah yang merekah. Tapi saat mencari bibitnya ditoko bunga, hati kita malah lebih tertuju pada mawar putih yang sangat berlawanan dengan pilihan awal kita, hingga akhirnya memutuskan untuk mewarnai taman kita dengan warna putih bersih tersebut.

Awalnya mungkin akan terlihat indah, tapi apabila suatu saat nanti mawar putih tersebut menguning akibat pengaruh cuaca dan hal lainnya, atau saat mawar putih tersebut melukai kita dengan duri-durinya, apa bisa kita meyakinkan diri kita sendiri untuk nggak menyesali pilihan kita atas mawar putih tersebut? Apa bisa kita menghindari pikiran andai saja waktu itu kita tetap lebih memilih mawar merah dibanding mawar putih?

Sama seperti soal pilihan dalam cinta tadi. Sangat mungkin kita bisa jatuh cinta dengan orang yang sangat bertolak belakang dengan keinginan kita, dan hal tersebut memang terdengar romantis, seakan-akan cinta itu adalah sesuatu yang begitu ajaib. Namun ketika kita menghadapi masalah dengan orang tersebut, atau ketika ia tidak bisa memenuhi ekspektasi kita, apa pegangan kita untuk tetap bertahan mencintainya? Meskipun cinta, dia tetaplah nggak sesuai dengan kriteria kita sejak awal, jadi apa yang bisa kita jadikan alasan dari dirinya untuk nggak mencari orang lain yang lebih sesuai dengan kriteria awal kita?

Hingga sekarang, aku sendiri masih belum bisa menjawab pertanyaan ini. Aku masih sering dibingungkan dengan perang antara hati dengan otak dalam urusan cinta. Di satu sisi, aku percaya kalau cinta itu bisa muncul kapan saja, dimana saja, dalam diri siapa saja, dan kepada siapa saja. Di sisi lain, aku juga percaya kalau memilih seseorang untuk dicintai harus melalui pertimbangan yang matang dan menyeluruh. Romantis, atau logis?

Pada akhirnya, kurasa keseimbangan antara keduanya adalah pilihan yang terbaik untuk saat ini. Apabila ada seseorang yang telah memenuhi kriteria kita, tanyakan pada hati kita apakah hidup kita akan menjadi lebih indah bersamanya. Apabila ada seseorang yang telah membuat diri kita merasa begitu nyaman dengan kehadirannya, tanyakan pula pada otak kita apa kelebihan dan kekurangan orang tersebut yang mungkin akan kita temui dan hadapi saat menjalani hubungan dengannya.

Jadi, mau memilih mawar merah, atau mawar putih? ;)

Cheers. :)

Image courtesy from: http://atairan.com/files/fa/news/1395/1/30/30760_268.jpg

Comments

Popular Posts