K3.3. Udah Pernah Bermasalah ( atau Dipermasalahkan) Preseptor

Yo everyone! Di tulisan kali ini, aku mau menceritakan pengalaman kurang menyenangkanku di koas, yang membuatku aku akhirnya di-sensi-in abis sama seorang preseptor (dokter pembimbing koas).

Suatu hari, preseptor kami, sebut saja dr. Madam, menjadwalkan kedua orang temanku untuk presentasi jam 2 siang. Kebetulan hari itu, jadwal lagi penuh banget dan beliau meminta kami untuk mengundurkan presentasi ke hari Sabtu, dimana hal itu nggak bisa kami lakukan karena hari Sabtu kami akan diwisuda sebagai Sarjana Kedokteran. Mendengar itu, begini jawaban beliau, "Ya udah hari ini, tapi saya ngga tahu kalian bakal pulang jam berapa".

Sekarang aku mau mencoba buat bertanya ke teman-teman, kira-kira apa maksud dari perkataan beliau tadi? Apa berarti presentasinya hari ini dan tetap jam 2? Atau hari ini setelah jadwal lebih lega? Atau hari ini setelah kami mendapat instruksi selanjutnya dari dr. Madam?

Dengan jawaban se-ambigu itu, kelompok kami menyimpulkan kalau presentasi baru bisa dilaksanakan setelah jadwal lebih lega dan dr. Madam memberikan instruksi untuk mempersiapkan & memulai presentasi. Aku udah menanyakan hal yang sama ke beberapa orang dan mereka mengatakan akan melakukan hal yang sama dengan kami, dan kurasa begitu juga dengan sebagian besar dari teman-teman, kan?

Untuk kembali mengkonfirmasi hal tersebut, seorang teman sekelompokku bertanya kepada dr. Madam mengenai jam pasti untuk presentasi hari itu, dan dijawab dengan "Aduh, kamu bikin saya pusing aja! Pergi! Pergi! Pergi!". "Pergi"-nya tiga kali lhoo.. Akhirnya kami tetap berpegang pada kesimpulan bahwa presentasi baru akan diadakan setelah jadwal dr. Madam lebih senggang nanti.

Kami pun kembali beraktivitas seperti biasa. Kira-kira pukul 14:15, aku yang kebetulan lewat berpapasan dengan dr. Madam, dan beliau mananyakan mengenai teman-teman sekelompokku yang lain, apa sudah siap untuk presentasi atau belum. Tentu saja belum, karena saat itu memang masih ada aktivitas yang harus kami kerjakan, begitu pula dengan dr. Madam yang masih memiliki pekerjaan yang tidak bisa ditinggal. Aku pun kemudian meminta maaf dan segera menghubungi teman-temanku, dan tiba-tiba...

"Kalian ini gimana sih?! Mau presentasi ngga? Maunya apa sih?? Emang saya ada bilang kalau presentasi hari ini batal?! Emang saya ada bilang kalau jamnya berubah?!"

Aku dibentak ditengah ruangan, dengan beberapa pasang mata yang segera tertuju pada kami. Aku kembali meminta maaf, dan segera melakukan panggilan SOS kepada teman-temanku, yang datang nggak lama kemudian.

Seakan-akan belum cukup sial, kami kembali mendapat masalah saat akan memasuki ruang tempat kami presentasi, karena pakaian khusus untuk masuk ke ruang tersebut sedang habis digunakan, dan kami tidak bisa masuk. Perawat senior yang mengetahui masalah ini pun membantu kami untuk berbicara dengan dr. Madam dan mengusulkan untuk memindahkan tempat presentasi ke ruang diskusi ICU sehingga kami tidak perlu mengenakan pakaian khusus tersebut, yang secara mengenaskannya juga menjadi korban keganasan dr. Madam yang sedang tersulut emosinya.

Sembari menunggu kakak perawat senior mencarikan pakaian tersebut untuk kami, kami kembali beraktivitas seperti biasa. Aku yang kebetulan bersama dr. Madam, mencoba untuk mengkonfirmasi dengan bertanya "Jadi hari ini presentasi di ICU, dok?"

Sebuah kesalahan besar.

Aku dibentak & diteriaki dr. Madam dari satu ujung ruangan ke ujung lainnya, "Kamu kenapa masih nanya hari ini atau nggak siih?!!! Kan saya nggak bilang batal!! Kalian yang bilang nggak bisa hari Sabtu, ya saya bilang hari ini!! Udah dikasih hari ini masih mau dimundur-mundurin terus! Mau kalian apa sih??!!"

Singkat cerita, akhirnya kami berhasil mendapatkan pakaian khusus untuk masuk dan memulai presentasi. Sebelum memulai, dr. Madam kembali memarahiku dengan berbagai kata-kata yang aku ngga ingat lagi detailnya, tapi kira-kira seperti "Emang siapa yang bilang batal? Itu asumsi kamu sendiri kan?? Makanya kalau nggak ngerti tuh nanya!!", padahal kami sudah mencoba mengkonfirmasi, tapi malah diusir & dibentak. Atau "Pokoknya kalian semua lihat, gara-gara teman kalian ini si Kristanto, teman-teman kalian yang presentasi nilainya saya kurangin! Gara-gara dia!", atau "Lain kali kalau nggak becus jadi perantara buat teman kamu, cari yang lain aja! Masih banyak yang lebih bisa kerja daripada kamu!".

Puncaknya, dr. Madam memvonisku untuk mempresentasikan tugasku dengan beliau, dan memberikan ultimatum padaku. "Kamu nanti maju referat sama saya ya! Mampus lu!". Yep, aku di"mampus"in sama dokter pengujiku bahkan sebelum aku ujian.

Bener aja, topik presentasi yang beliau berikan untukku itu jauh lebih banyak dibanding temanku yang juga presentasi dengannya, dan saat presentasi pun aku jauh lebih dibantai daripada temanku ini. Memang dalam persiapan presentasi ini aku nggak bisa memenuhi standar yang beliau inginkan dan aku nggak 100% menyalahkan beliau atas tindakan & penilaian beliau terhadap presentasiku, tapi komentar-komentar, gestur dan tatapan mata beliau terhadap presentasiku benar-benar mengerikan dan menyayat hati. 

Kayaknya untuk beberapa waktu kedepan aku nggak bakal bisa ngelupain alisnya yang mengkerut dan matanya yang melihatku dengan tatapan penuh amarah itu. 

Hingga saat ini, aku masih belum berhasil mendamaikan diriku dan masih berusaha memaklumi semua perlakuan beliau kepadaku. Tapi pikiran dan perasaan-perasaan negatif yang penuh dengan warna hitam selalu memenuhi otak dan hatiku setiap kali mendengar nama beliau, apalagi melihat wajah beliau. Aku nggak bisa menerima keadaan yang menimpaku ini, karena aku merasa aku nggak salah. Mungkin nasibku hanya kurang baik.

Aku benar-benar berharap suatu saat nanti, aku bisa memandang dr. Madam dengan respect yang sama seperti aku memandang beliau pertama kali, tapi kurasa selama aku masih belum bisa memaafkan beliau dan masih menanam kebencian dalam hatiku, hal itu cuma suatu harapan belaka. Sepertinya perasaan ini akan menetap dalam waktu yang cukup lama, dan percayalah teman-teman, kalau memendam kebencian dalam hati itu rasanya nggak enak banget. 

Semoga tulisanku ini bisa jadi pelajaran untuk kita semua, kalau kita nggak akan bisa menyenangkan dan memuaskan semua orang, sekalipun kita telah melakukan yang terbaik dengan maksud yang baik pula. Dan apapun keadaan dan alasannya, menanam kebencian itu nggak akan pernah menghasilkan buah yang baik, jadi berusahalah untuk memaafkan orang lain, keadaan, dan diri kita masing-masing.

Cheers. :)

Image courtesy from: http://il5.picdn.net/shutterstock/videos/408667/thumb/1.jpg?i10c=img.resize(height:160)

Comments

Popular Posts