Temporary Moments, Eternal Memory

Yo, everyone! Sekali lagi, tulisan ini kubuat saat aku kebagian jadwal jaga malam 24 jam di ruang operasi rumah sakit tempatku menjalani koas. Di hari Minggu lagi, jadi bisa dibilang aku nggak punya libur dalam seminggu ini, hahaha... Haha.. Ha... Sedih... Tapi karena ini jadwal jaga malam 24 jam-ku yang terakhir di ruang operasi, harus tetap bersemangat!! >:3

Seperti biasa, jaga di hari Minggu dimana biasanya nggak ada pasien berarti ini adalah waktunya bagiku untuk menyendiri. Tanpa pasien, tanpa dokter, dan tanpa perawat lain disekitarku. Dan waktu untuk menyendiri berarti waktu untuk berpikir & merefleksikan berbagai hal yang terjadi padaku belakangan ini.

Sambil mengerjakan tulisan ini, sempat terlintas dalam pikiranku bahwa "Mungkin ini terakhir kalinya aku bisa menulis di ruang operasi dalam suasana jaga 24 jam seperti hari ini. Meskipun aku selalu mengeluh dan mengatakan nggak suka dengan suasana ruang operasi, meskipun aku bahagia karena sebentar lagi akan menyelesaikan stase dimana aku menghabiskan sebagian besar hariku di ruang operasi, apa suatu saat nanti aku akan merindukan momen-momen yang kulewati di ruangan penuh instrumen bedah dan suhu dibawah rata-rata ini?"

Tanpa terasa, hari-hari berat dimana aku harus menyeret badanku untuk memasuki ruang operasi dan terisolasi dari dunia luar akan segera berakhir. Tanpa terasa, aku akan segera melangkahkan kakiku keluar dari rutinitas ini dan memasuki stase lain dalam kehidupan koas yang tidak lagi berhubungan dengan ruang operasi. Ini adalah sebuah momen untuk melangkah maju yang tentunya akan selalu kulewati, tapi terkadang aku berpikir, apa ada sesuatu yang tertinggal, atau kutinggalkan dibelakang saat aku maju? Apa ada sesuatu yang kubawa bersamaku saat kakiku telah menapak lantai hangat diluar ruang operasi?

Moments and memories. Moments don't last eternally, while memories do.

Cepat atau lambat, siap atau nggak, semuanya akan terus berjalan maju. Momen-momen yang kulalui selama stase ini, baik ataupun buruk, semuanya telah berhasil kulewati dengan baik. Dan semua momen tersebut punya cerita masing-masing untuk dikenang nantinya. Dalam menjalani setiap hari-hariku disini, selalu ada yang bisa kusyukuri dan rasa syukur atas setiap momen itulah yang akhirnya bisa menguatkanku untuk membuat tulisan ini, hari ini, di tempat ini.

Nggak cuma dalam kehidupan koas, segala sesuatunya akan terus berubah dan berubah. Disaat kita sudah merasa nyaman dan terbiasa dengan suatu keadaan, semua bisa jadi berbeda hanya dalam sekian detik. Disaat kita sedang menikmati hangatnya sinar matahari, hujan bisa saja membasahi tubuh kita dan mengalahkan kehangatan yang kita dapatkan tadi. Tapi aku percaya, kalau awan hujan itu juga memiliki kemungkinan yang sama untuk segera disingkirkan oleh kehangatan sinar mentari.

Moments come and go, so cherish it and never take it for granted, for those moments are what's strengthening us, what makes us the "us" standing right here, right now. And after those moments pass, don't be sad because it can't be prolonged or rewound, but be grateful because the memories left by them are eternal, and whatever we do, wherever we go, they'll always be the building blocks constructing a tougher us. Things might not be the same anymore, but I believe things are always moving to a better direction.

Aku minta maaf karena merasa nggak bisa menyampaikan inti dari tulisan ini secara tepat dalam bahasa Indonesia, dan aku berharap ada yang bisa teman-teman dapatkan dari momen yang teman-teman lalui saat membaca tulisan ini. Sekarang ini sedang musim hujan dan cuaca terasa dingin dimana-mana, baca tulisan galau bikin kita semua makin mikir, tapi yakinlah dibalik semuanya itu, ada matahari yang tengah bersiap untuk kembali memancarkan sinarnya buat kita semua. ;)

Cheers. :)

Image courtesy from: https://hellcrossedangel.files.wordpress.com/2015/09/komorebi.jpg

Comments

Popular Posts