Challenge Day 11: The Blog Director

Yo everyone! Teman-teman semua disini pasti punya cita-cita kan? Mungkin ada yang berniat jadi guru, arsitek, dokter, dan segudang profesi keren lainnya. Mungkin juga ada yang masih bingung mau jadi apa setelah dewasa nanti. Saat ini, mungkin sebagian besar dari kita sedang melangkah di jalan yang akan membawa kita menuju cita-cita tersebut. Tapi, pernah nggak teman-teman mengingat-ingat lagi ada berapa cita-cita masa kecil kita yang terbuang sebelum memilih yang sekarang ini?

Aku sendiri sejak anak-anak sudah berkeinginan untuk menjadi seorang dokter, dan hampir tidak pernah mengalami penyimpangan dari impian tersebut. Tapi, sewaktu kecil dulu, aku pernah memiliki sebuah cita-cita yang hingga saat ini belum ada tanda-tanda akan tercapai, yaitu menjadi seorang sutradara film.

Aku kepikiran untuk menjadi seorang sutradara film karena menurutku punya hasil karya, punya sesuatu yang hanya milik kita seorang itu keren. Berhubung waktu kecil aku belum terlalu mengenal banyak hal, jatuhlah pilihanku ke karya paling gaul saat itu menurutku, film. Mungkin ini juga yang menjadi dasar dari beberapa hobi yang sekarang kutekuni, yaitu menulis dan fotografi?

Berhubung zaman dulu aku yang masih muda belia nggak punya modal, aku hanya mewujudkan mimpi ini secara kecil-kecilan melalui pembuatan video singkat dengan handphone bersama saudara kembarku dan sahabatku, Hendo. Sayangnya, aku lebih sering kebagian peran sebagai cameraman ketimbang sebagai sutradara karena Hendo-lah yang lebih banyak memberikan ide-ide gila sebagai bahan untuk membuat video.

Salah satu video favorit dan yang masih kukenang hingga sekarang adalah video yang memparodikan betapa maraknya tindak kriminal di Indonesia saat itu. Video tersebut bercerita tentang penjahat yang merampok seorang ibu *iya, yang meranin cowok* di pasar. Teriakan histeris si ibu sehabis dirampok pun memancing kedatangan polisi yang langsung menghadang perampok tersebut. Namun tak disangka, polisi sang pembela kebenaran malah dihabisi oleh si perampok yang kemudian kabur dari tempat tersebut. Video ini pun diakhiri dengan credits yang diiringi oleh theme song sebuah acara parodi politik yang sempat nge-trend tahun 2007.

Terkadang, mengingat-ingat kekonyolan dalam berbagai video garapan kami bertiga memberikan kepuasan tersendiri dalam hatiku. Sedikit banyak, aku merasa bahwa aku telah mewujudkan cita-citaku saat kecil itu. Memang hasilnya sangat tidak bisa dibandingkan dengan film-film Hollywood, tapi aku yakin rasa pencapaian dalam hati kami tidak kalah dibanding para profesional pencipta box office tersebut.

Memang saat ini, impianku untuk menghasilkan karya seni yang dapat dinikmati banyak orang sedikit tergeser oleh cita-cita utamaku untuk menjadi seorang dokter. Tapi sekarang, meskipun bukan melalui film, aku sebagai sutradara dari blog ini akan terus berjuang untuk menghasilkan karya yang dapat membawa kekaguman bagi teman-teman semua.

Cheers. :D

Image courtesy from: http://www.creammagazine.com/wp-content/uploads/2013/03/Telstra-Movie-Clipboard-600.jpg

Comments

Popular Posts