Challenge Day 5: Driving in Harmony

Yo everyone! Udah mulai bosen ngikutin tulisan-tulisanku selama lima hari terakhir ini? Sejujurnya, menulis dengan frekuensi sesering ini melelahkan. Nyari idenya itu lho ga nahan. Karena itu, aku memutuskan buat nggak nulis waktu weekend selama challenge ini berlangsung. Selain karena alasan diatas, weekend bagiku adalah saatnya berkumpul bersama keluarga atau teman, jadi sangat besar kemungkinan buat aku nggak punya waktu nulis disaat itu.

Di tulisan kali ini, aku mau memberi sedikit cerita tentang percakapan yang kualami dengan seorang supir taxi di Jakarta. Waktu itu, aku yang tinggal di Tangerang sedang dalam perjalanan dengan sebuah taxi menuju sebuah tempat ibadah di Jakarta karena saat itu ada hari raya. Mengetahui tempat tujuanku tersebut, si supir taxi tersebut menanyakan apakah aku beragama X. Setelah kujawab iya, beliau pun meminta izin untuk bertanya lebih dalam mengenai agamaku tersebut.

Beliau bertanya mengenai konsep Tuhan dalam agamaku, hari raya apa saja yang penting, bagaimana Kitab Suci-nya, apa ajaran agamaku mengenai kehidupan setelah kematian, dan banyak hal lainnya. Awalnya aku sempat berpikir bahwa bapak supir ini kepo, kepo banget. Tapi setelah beberapa pertanyaan, aku jadi mengetahui kalau beliau sungguh-sungguh ingin belajar dan mengetahui apa yang diajarkan dalam agamaku. Aku berpikir demikian karena selama percakapan berlangsung, beliau tidak sekalipun merendahkan agama yang kuanut tersebut.

Mungkin merasa tidak enak, bapak supir ini mulai sedikit menceritakan soal latar belakang agama yang beliau anut. Beliau menjelaskan beberapa hal yang berbeda dalam ajaran agama beliau, dan mengenai kemungkinan bahwa kepercayaan yang kami anut bisa saling berkaitan satu sama lain. Aku pun nggak melewatkan kesempatan ini buat memperdalam pengetahuanku mengenai ajaran-ajaran lain yang berbeda dengan kepercayaanku.

Berkat perbincangan tersebut, tak terasa 1 jam telah berlalu dan sampailah aku di tempat tujuan. Di akhir pembicaraan kami yang hangat, si Bapak mengucapkan salam perpisahan yang cukup menyentuh, kira-kira begini: Apapun agamanya nggak masalah, yang penting kita harus hidup dengan bersikap baik terhadap Tuhan dan sesama. Karena semua agama pasti mengajarkan hal yang sama, kasih. 

Cheers. :D

Image courtesy from: http://www.taxi-massingy.com/images/gallery-1.jpg


Comments

Popular Posts