Challenge Day 17: Stereotype is Only a Stereotype

Yo everyone! Udah bukan rahasia lagi kalau di Indonesia, instansi-instansi administrasi dan pemerintahan punya kesan yang kurang baik di mata masyarakat. Berbagai hal-hal negatif kerap diceritakan dari mulut ke mulut, mulai dari banyaknya "permainan jalur belakang" yang terjadi, persyaratan-persyaratan yang dipersulit, kondisi antrian yang selalu panjang dan nggak teratur, serta berbagai berita-berita miring lainnya. Intinya, lembaga-lembaga tersebut telah mendapat stereotype sebagai sebuah tempat yang kurang menyenangkan.

Beberapa waktu yang lalu, aku mengunjungi kantor imigrasi di kota kelahiranku untuk mengurus perpanjangan pasporku yang sebentar lagi akan mencapai akhir dari masa berlakunya. Sebagai salah satu instansi pemerintahan, kantor imigrasi telah membawa sebuah image yang membuatku enggan melakukan urusan administrasi disana. Membayangkan bahwa aku harus menunggu dalam antrian panjang disebuah gedung yang panas sambil membawa setumpuk berkas sungguh menahan langkahku untuk pergi kesana. Tapi apa daya, kalau nggak punya paspor bisa lebih repot lagi kan?

Akhirnya, aku pun pergi ke kantor imigrasi untuk mengambil formulir serta menanyakan dokumen apa saja yang diperlukan. Waktu itu hari Jumat, dan aku tiba disana kira-kira pukul 11:00. Sesampainya disana, para karyawan ternyata sedang dalam waktu istirahat, dan baru memulai aktivitasnya kembali pukul 14:00. Padahal, ada papan yang mencantumkan jadwal kerja para karyawan imigrasi, dan waktu istirahat hari Jumat baru dimulai pukul 11:30. Kami pun mengurungkan niat dan memutuskan untuk kembali minggu depan.

Minggu depan, kami kembali untuk mengambil formulir perpanjangan paspor tersebut. Kali ini kami datang sedikit lebih awal, sekitar pukul 10:30, untuk mencegah terulangnya kejadian kemarin. Namun, karena hari sudah cukup siang, nomor antrian sudah tidak tersedia. Memang setiap harinya, mereka hanya melayani 100 orang. Karena itu, kami diminta untuk mengisi formulir dan mempersiapkan dokumen yang diperlukan di rumah, lalu kembali ke kantor imigrasi untuk menjalani proses wawancara dan foto pagi esok sekitar pukul 07:30. Saya lelah, udah dua kali pergi dan belum ada hasilnya. Ternyata memang benar instansi pemerintah ini nggak ada yang benar, begitu pikirku saat itu.

Tapi, aku dibuat terkejut di kunjungan ketigaku ke kantor imigrasi. Para karyawan memulai kerja dengan tepat waktu, jam 8 tepat. Orang-orang yang datang pun segera diatur oleh seorang petugas untuk mengantri. Jika ada yang menyerobot, dengan sopan si petugas akan meminta orang tersebut untuk mengikuti antrian dari belakang. Beliau pun membantu untuk memeriksa dokumen-dokumen para pemohon pembuatan dan penggantian paspor, dan mengingatkan seandainya ada kelengkapan yang kurang. Nggak berhenti sampai disitu, si petugas bahkan juga membantu menjaga antrian sembari orang yang beliau ingatkan tadi melengkapi dokumen yang kurang di tempat fotokopi yang terdapat digedung yang sama, sehingga ia tidak perlu mengantri lagi dari belakang.

Setelah mengambil nomor antrian, kami pun memasuki proses foto dan wawancara yang juga berjalan dengan sangat lancar dan teratur. Pengumuman pengambilan nomor antrian terdengar jelas dan terpampang pada sebuah monitor besar. Petugas dalam ruang wawancara pun begitu profesional dalam mengerjakan tugas mereka, juga begitu sopan dan ramah terhadap kami para pemohon. Proses perpanjangan paspor ini jadi berlangsung secepat kilat berkat kepiawaian para petugas di kantor imigrasi ini.

Ternyata, nggak semua stereotype itu benar. Mungkin diluar sana memang ada lembaga yang memberikan pelayanan yang kurang memuaskan bagi para konsumennya, tapi paling nggak, aku bisa menjamin para pengguna jasa kantor imigrasi Pontianak bahwa stereotype buruk itu nggak berlaku bagi mereka.

Cheers. :D

http://static1.squarespace.com/static/53cf3bf1e4b07647985d1f4e/t/53da5515e4b00a8492544dce/1406817558362/Passport+Photo+Bokeh

Comments

Popular Posts