Challenge Day 7: Phantom of the Opera pt.1

Yo everyone! Siapa sih yang nggak suka cerita horor? Genre ini emang nakutin, tapi bikin penasaran. Sama kayak cabe, yang udah tahu kalau dimakan pasti diare, tapi tetap aja dilahap habis meskipun besoknya pasti kita bakal duduk menyesal diatas kloset. Aku suka banget mendengar dan membaca cerita horor, tapi nggak dengan menonton karena aku benci adegan-adegan jumpscare yang kuanggap cuma jadi kurang penting dalam film horor. Padahal, tanpa elemen itupun aku yakin film-film itu udah cukup menakutkan. *Ini bukan alasan karena aku takut lho, bukan...* Selama beberapa hari kedepan, aku pengen membagikan pengalaman-pengalamanku bersentuhan dengan phantom of the our life's opera. Kalau takut, bacanya jangan sendirian ya? ;)

Aku pertama kali merasakan keberadaan "mereka" saat aku tinggal di asrama ketika SMA. Seperti kebanyakan sekolah dengan sejarah yang panjang, segudang cerita mistis beredar disekitar gedung sekolahku, termasuk gedung asrama putra tempatku pernah tinggal yang terletak dalam satu kompleks dengan sekolah. Beberapa kisah yang cukup terkenal adalah mengenai dua tangan putih berkuku hitam yang sering terlihat seperti merangkak dilantai dan menimbulkan bunyi cakaran yang mendecit, serta kamar terkunci yang kaca didepan pintunya ditutupi oleh topeng penari Jawa, yang katanya dihuni oleh arwah seorang gadis pekerja asrama yang bunuh diri disana setelah diperkosa.

Namun, yang pernah kualami sendiri adalah suara baris-berbaris pada tengah malam dilapangan basket sekolah yang memang terletak tepat dibelakang kamarku. Konon katanya, suara tersebut berasal dari arwah para tentara Jepang yang dulu pernah menduduki daerah ini. Dan memang, saat itu kira-kira pukul 2 pagi, dan suara yang terdengar seperti pasukan yang sedang berbaris, lengkap dengan bunyi derap-derap kaki, peluit, dan komando menggunakan bahasa yang jelas bukan bahasa Indonesia. Benar bahwa kemungkinan hal tersebut hanyalah halusinasiku yang sedang setengah tertidur, atau sugesti karena pernah mendengar cerita seram tersebut, apalagi saat itu aku terlalu takut untuk memeriksa keluar jendela, tapi betapa jelasnya suara membuatku meragukan kemungkinan tersebut.

Aku sendiri hanya tinggal di asrama ini selama 6 bulan, karena merasa kurang cocok dengan aturan asrama yang kurasa terlalu mengikat. Selama itu pula, aku mulai merasa terbiasa dengan lingkungan yang terasa sedikit horor tersebut. Bahkan aku berani mandi sendirian di asrama saat malam hari ketika semua penghuni lain sedang mengikuti jam belajar wajib di gedung sekolah yang berbeda dengan asrama.

Mungkin aneh bagi seorang mahasiswa kedokteran yang seperti sudah bersahabat dengan kadaver untuk mengatakan hal ini, tapi percayalah bahwa ada hal lain didunia ini yang tidak dapat dengan mudah terjangkau oleh akal sehat, dan senjata kita saat menghadapinya hanya satu, yaitu iman kita kepada Dia yang meng-atasi semua makhluk. Mungkin saja saat kita menghadapinya itu nggak lama lagi?

Selamat tidur, itupun kalau kalian bisa.

Cheers. >:)

Image courtesy: http://img05.deviantart.net/1bae/i/2007/309/d/3/fallen_soldiers_1_1_by_cpkake.jpg

Comments

Popular Posts