Challenge Day 13: I'm Your Friend

Yo everyone! Baru-baru ini, aku menemukan year book-ku saat SMA diantara tumpukan benda-benda legendaris dalam kamarku. Tak terasa, sudah tiga tahun berlalu sejak kelulusanku. Halaman demi halaman dalam year book mengangkat ingatan-ingatan masa SMA-ku kembali ke permukaan. Karena itu, selama beberapa hari kedepan, aku ingin membagikan sebagian kecil dari pengalaman-pengalaman yang kudapat selama SMA kepada teman-teman semua.

Hari ini, aku ingin menceritakan tentang seorang teman sekelasku saat kelas X. Sudah menjadi tradisi di semua kelas dalam semua sekolah, bahwa paling nggak akan ada satu atau lebih anak yang dijauhi oleh teman-teman sekelasnya, entah karena tingkah lakunya yang kurang lazim, atau karena sifatnya yang menyebalkan, dan berbagai alasan lainnya. Kebetulan saat kelas X, ada seorang teman sekelasku yang mengalami hal ini, sebut saja namanya Becky.

Menurut pengamatanku, Becky agak terkucil karena sifatnya yang terkesan perfeksionis dan berlebihan. Selain itu, dia sendiri memang adalah seorang anak yang nggak terlalu banyak berbicara dengan orang yang tidak dia kenal dekat, yang sayangnya nggak ada di kelas kami. Aku ingat bahwa mata pelajaran favoritnya waktu itu adalah biologi, dan dia pernah dengan gamblangnya berkata bahwa suatu saat nanti akan mengikuti olimpiade biologi di Arsenal. Terang aja semua teman sekelas kami, termasuk aku, meragukan hal tersebut. Apa Arsenal bahkan nama sebuah kota?

Tapi, di kelas X tersebut juga aku cukup banyak mengobrol dengan Becky. Dia terkadang mengeluhkan kenapa dia dijauhi oleh teman-temannya, atau bercerita mengenai hal-hal yang terjadi disekitarnya, atau membahas pelajaran yang kurang ia mengerti. Dia juga pernah curhat mengenai cowok yang disukainya. Mencoba menjadi pendengar yang baik, aku pun seringkali hanya meng-iyakan ceritanya, dan tidak terlalu banyak memberikan komentar dan saran padanya. Banyak yang bilang, kalau yang cewek perlukan itu telinga yang siap mendengarkan setiap perkataan mereka bukan?

Pengalaman lain yang kudapat dengan Becky adalah saat kelas kami kebagian giliran retret tahunan ke Sawiran, sebuah daerah pegunungan di Malang. Untuk kelas X, kegiatan kami terbagi menjadi kegiatan indoor dan outdoor. Nah, saat kegiatan outdoor ini, kami dibagi menjadi beberapa kelompok, yang kebetulan membawaku untuk sekelompok dengan Becky. Setelah melewati beberapa tantangan, tibalah kelompok kami di pos yang mengharuskan kami untuk menyelesaikan ini secara berpasangan.

Sialnya, jumlah anggota kelompok kami ganjil, dan seperti dugaan teman-teman, Becky-lah yang nggak mendapat pasangan waktu itu. Artinya, salah satu dari kami harus berkorban dan sekali lagi mengulang tantangan tersebut untuk membantu Becky lolos. Setelah sedikit diskusi, aku pun ditunjuk untuk menolong Becky. Bukannya aku nggak mau, tapi masalahnya, tantangan kali ini dilangsungkan di tempat yang cukup tinggi, dan aku... takut ketinggian. Agar nggak membuang waktu, aku pun kembali melawan ketakutanku untuk membantu kelompok kami, dan membantu Becky untuk melanjutkan perjalanan ke pos berikutnya.

Hingga akhirnya, kelas X pun berakhir dan kelasku terpisah dari Becky. Terkadang, kami masih bertemu di koridor sekolah atau di kantin, dan masih saling menyapa. Aku menulis kisah tentang Becky bukan untuk berlagak sok baik, atau karena aku kasihan pada Becky. Nggak sama sekali. Aku menulis kisah ini simply karena menurutku, Becky nggak pernah melakukan hal-hal yang bisa menjadi alasanku untuk membencinya. Aku membuat tulisan ini juga bukan untuk men-judge teman-teman sekelasku yang menjauhi Becky, karena aku yakin masing-masing dari mereka punya alasan yang baik untuk itu.

Aku hanya ingin membagikan sedikit pengalaman, bahwa nggak semua orang itu selalu seperti apa yang terlihat darinya. Not everyone is always what they seem like. Yang perlu kita lakukan hanya mencoba mendengar cerita mereka lebih dalam, baru setelah kita sendirilah yang memutuskan untuk terus mengasosiasikan diri dengan mereka atau tidak. Memang ada sih, orang-orang yang lebih baik dijauhi, misalnya penjahat atau biang masalah. Tapi, untuk orang-orang seperti Becky, kalau dunia mengucilkan mereka, bukan berarti kita juga harus melakukan hal yang sama bukan?

Cheers. :)

Image courtesy from: https://darrelhoff.files.wordpress.com/2014/08/shaking_hands.gif

Comments

Popular Posts