Challenge Day 12: Trial and Error

Yo everyone! Kita semua pasti pernah melakukan yang namanya "coba-coba". Entah mencoba sebuah tempat makan baru, ataupun aktivitas yang baru. Hasilnya pun beragam, kita bisa jadi ketagihan dengan hal itu, atau justru malah kapok. Hari ini, aku pengen membagikan cerita yang baru terjadi padaku beberapa hari ini mengenai coba-coba itu.

Cerita pertama terjadi hari Minggu kemarin. Hari Minggu adalah hari dimana kita biasanya punya banyak waktu nganggur, jadi aku memutuskan untuk bermalas-malasan dan tidur siang. Hujan deras yang mengguyur Pontianak hari itu menambah kepulasan tidurku, hingga aku terlelap lebih dari dua jam. Waktu tidur yang lama dipadukan dengan kurangnya kegiatan di hari itu membuatku merasa segar bahkan hingga malam tiba.

Lucunya, malam itu, aku baru membeli sebuah produk STMJ (Susu, Telur, Madu, Jahe) kemasan, yang ternyata didalamnya mengandung kopi, jadi mungkin lebih tepat disebut KSTMJ (Kopi susu, Telur, Madu, Jahe). Memang dasar seleraku agak berbeda dengan anggota keluargaku yang lain, mereka menertawaiku dan bingung kenapa aku bisa suka dengan minuman yang terkesan sangat tradisional tersebut. Ayahku yang iseng pun dengan nada bercanda memanas-manasiku untuk meminum KSTMJ tersebut malam itu sebagai teman dalam cuaca yang dingin.

Merasa terprovokasi untuk membuktikan betapa nikmatnya STMJ, dan tergoda untuk merasakan nikmatnya minuman hangat diiringi oleh sejuknya hujan di malam hari, pada pukul 22:00 WIB hari itu aku menghangatkan tubuhku dengan secangkir KSTMJ. Seperti dugaan teman-teman, malam itu mataku baru bisa terpejam pukul 03:00 WIB dini hari. Mencoba meminum KSTMJ di malam hari itu sungguh sebuah error.

Kisah kedua terjadi hari Selasa, hari ini. Kota Pontianak ini panas, berkali-kali lipat dari Tangerang. Karena itu, aku memutuskan untuk pergi mencukur rambutku ke salah satu salon yang kebetulan dekat dengan tempat kerja ayahku. Ini pertama kalinya aku mengunjungi salon ini, dengan kata lain, coba-coba. Sebenarnya, pelayanannya cukup baik. Potongan rambutku pun cukup memuaskan, meskipun tidak bisa sebaik tukang cukur langgananku di Tangerang.

Yang menyebalkan adalah mbak-mbak yang mencuci rambutku. Sebagian besar salon pasti memberikan layanan cuci+potong sebagai satu paket. Tapi, mbak yang mencuci rambutku ini memberikan pelayanan ekstra yang kurasa cukup mengganggu *bukan plus plus kok, blog ini untuk semua umur*. Setelah mencuci rambut, si mbak melanjutkan dengan mencuci wajahku. Aku pun kaget karena nggak biasanya ada salon yang menawarkan cuci wajah, apalagi menggunakan sabun dan handuk yang nggak jelas asal-usulnya. Kalau sampai jerawatan gimana? Mukaku kan sensitif~ *ngomong pakai gaya Cinta Laura*.

Nggak berhenti sampai disitu, si mbak melanjutkan terapinya dengan pijat wajah. Awalnya aku masih menganggapnya normal, tapi semakin dibiarkan, kok pijatnya nggak selesai-selesai? Mana sakit lagi. Si mbak pun dengan santainya mengutak-atik rambut dan wajahku hingga hampir 30 menit. Salon lain paling cuci rambut lima menit. Akibat pijatan tersebut, kepalaku hingga saat aku menulis blog ini terasa nyut-nyutan. Sekali lagi, mencoba menggunting rambut di salon tak dikenal merupakan sebuah error.

Ada pepatah yang mengatakan "Selalu ada yang pertama kali". Sebenarnya, dengan pernah melakukan sebuah kesalahan, kita jadi bisa belajar untuk nggak mengulangi hal itu di kemudian hari. Dari pengalaman ini, aku belajar untuk nggak lagi minum KSTMJ sebelum tidur, dan nggak lagi memercayakan rambutku untuk digunting di salon itu. Di awal boleh trial and error, tapi setelahnya harus diikuti dengan success. 

Cheers. :D

Image courtesy from: http://www.personalbrandingblog.com/wp-content/uploads/2014/12/shutterstock_198092987.jpg

Comments

Post a Comment

Popular Posts