Challenge Day 16: Happy Father's Day

Yo everyone! Hari Minggu kemarin, dunia secara internasional merayakan Father’s Day. Karena itu, hari ini secara special aku ingin menceritakan salah satu dari sekian banyak kisah yang kupunya bersama ayahku.

Ayahku adalah seorang perenang handal sewaktu beliau masih muda. Sekarang juga masih jago sih, cuma memang nggak seluwes dulu. Beliau bahkan punya sertifikat resmi untuk menjadi seorang instruktur renang. Aku pun banyak belajar mengenai teknik-teknik berenang dari ayahku, meskipun aku sendiri bukan seorang penggemar berat olahraga tersebut.

Kejadian ini berlangsung kira-kira 15 tahun yang lalu, saat aku berumur 6 tahun. Waktu itu, kami sekeluarga bersama seorang teman ayah kami dan keluarganya mengunjungi sebuah kolam renang. Teman ayahku memiliki dua orang anak yang usianya terpaut jauh dariku, mungkin sekitar 6-7 tahun, sebut saja nama mereka Tony dan John.

Kami yang masih kecil itupun berenang dan bermain dalam air dengan gembira. Setelah bermain cukup lama, aku pun berenang ke tepi kolam untuk sedikit beristirahat. Sesampainya disana, tiba-tiba aku merasa ada yang menggenggam bahuku dan menekanku kedalam air. Karena tekanannya begitu besar dan berat, seluruh tubuhku pun langsung terbenam dalam air, dan aku nggak bisa kembali ke permukaan karena tertahan oleh beban berat tersebut.

Aku nggak sempat menghitung berapa lama aku tenggelam didalam air, tapi bagi seorang anak kecil yang nggak punya persiapan dengan menarik nafas dalam sebelum menyelam, sesak yang kurasakan itu sepertinya telah berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Air kolam pun sempat tertelan dan terhirup cukup banyak olehku. Horor, kupikir aku nggak akan lolos dari maut hari itu.

Tiba-tiba, aku melihat ayahku berenang menghampiriku dan menarik-narik kakiku untuk lepas dari cengkeraman yang menahanku kembali ke permukaan air. Tapi karena usaha untuk menarikku gagal, dengan cerdik ayahku malah melepaskan beban tersebut, yang ternyata adalah Tony, terlebih dahulu, sehingga menyebabkan tubuhku langsung terapung keatas dan dapat kembali menghirup oksigen.

Aku segera diangkat dan didudukkan di sebuah kursi di pinggir kolam. Perutku terasa kembung sekali dan suhu tubuhku menurun cukup banyak. Setelah sedikit beristirahat, aku akhirnya bisa kembali berdiri dan memiliki tenaga untuk pulang, meskipun masih lemas dan shock. Untungnya, hingga hari ini aku nggak punya trauma terhadap kolam renang atau air.

Setelah kecelakaan tersebut, Tony pun meminta maaf dan menjelaskan bahwa dia sebenarnya memang tidak terlalu bisa berenang. Lalu, dia mengira bahwa aku adalah John, kakaknya yang bertubuh lebih besar darinya, sehingga dia pun beranggapan bahwa dia dapat berpegangan pada John yang pasti bisa menahan beban tubuhnya. Padahal, yang menopang dia saat itu adalah aku yang badannya mungkin nggak sampai setengahnya dia. Bagaimanapun juga itu sebuah kecelakaan, dan sampai sekarang hubunganku dengan Tony masih berjalan dengan baik.

Lewat kisah penyelamatan heroik ini, aku bisa belajar banyak hal dari ayahku. Dari ketenangan beliau dalam menghadapi krisis, dari cara beliau untuk tidak terpaku hanya pada satu pola pikir, dan terutama bahwa apa yang pernah kita pelajari dan semua kemampuan yang kita miliki bisa jadi membawa sebuah pengaruh besar, bahkan dapat menyelamatkan nyawa seseorang.

Happy Father’s Day, Dad. I won’t be here writing this today if it weren’t for you.


Cheers. :D

Image courtesy from: https://jabbokdawn.files.wordpress.com/2012/10/raging-waters.jpg

Comments

Popular Posts